Saturday, October 10, 2009

Perjanjian Yang Dimateri Roh

Sebelum wujudnya jasad dalam diri kita ini, sesungguhnya kita telah mengadakan perjanjian dengan Allah. Kita telah berjanji akan mengabdi hanya kepada Allah semata. Didalam diri manusia tersimpan bukti yang paling besar yang dapat dijadikan sebagai bukti bahawa zat yang paling besar yang dapat dijadikan sebagai bukti bahawa ada zat yang paling agung yang telah menjadikannya.

Firman Allah SWT:

سُوۡرَةُ الذّاریَات

وَفِىٓ أَنفُسِكُمۡ‌ۚ أَفَلَا تُبۡصِرُونَ (٢١)


"Dan juga pada diri kamu sendiri. Maka mengapa kamu tidak mahu melihat serta memikirkan (dalil-dalil dan bukti itu)? "(Az Zaariyat: 21)

Firman Allah SWT:

“Dan Ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):

“Bukankah Aku ini Tuhanmu?”

Mereka menjawab:
سُوۡرَةُ الاٴعرَاف
وَإِذۡ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمۡ ذُرِّيَّتَہُمۡ وَأَشۡہَدَهُمۡ عَلَىٰٓ أَنفُسِہِمۡ أَلَسۡتُ بِرَبِّكُمۡ‌ۖ قَالُواْ بَلَىٰ‌ۛ شَهِدۡنَآ‌ۛ أَن تَقُولُواْ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ إِنَّا ڪُنَّا عَنۡ هَـٰذَا غَـٰفِلِينَ

"Dan (ingatlah wahai Muhammad) ketika Tuhanmu mengeluarkan zuriat anak-anak Adam (turun-temurun) dari (tulang) belakang mereka dan Dia jadikan mereka saksi terhadap diri mereka sendiri, (sambil Dia bertanya dengan firmanNya): Bukankah Aku Tuhan kamu? Mereka semua menjawab: Benar (Engkaulah Tuhan kami), kami menjadi saksi. Yang demikian supaya kamu tidak berkata pada hari kiamat kelak: Sesungguhnya kami adalah lalai (tidak diberi peringatan) tentang (hakikat tauhid)[KeEsaan Tuhan]. (Al (A’raaf : 172)

Jika manusia telah mengadakan perjanjian dengan Allah SWT ketika dialam azali, mengapa harus diingkari terhadap perjanjian yang telah dilakukan sendiri. Hanya mereka yang tidak mampu mengenal dirinya sendiri yang sesat dan kafir dari ketentuan yang telah Allah SWT gariskan.

Allah-lah yang menciptakan langit dan Bumi dengan segala isinya yang penuh hikmah kehidupan. Semuanya patuh dan taat sesuai dengan sunnatullah, sesuai dengan cara dan tujuannya masing-masing. Bahkan gugurnya sehelai daun dari atas pohon dan jatuh keatas batu, semuanya berlaku atas perintah dari Pencipta.

Seekor ulat yang menyusur dari daun kedaun itu, merasa puas dengan badannya yang lemah tak bertulang itu kerana dapat hidup bergerak, makan, minum serta mengembangkan keturunan berkat adanya nikmat Allah kepadanya. Sesekor gajah yang besar dan kuat juga merasa puas dengan badannya yang demikian itu, sebab ia dapat bergerak dengan bebas dihutan-hutan. Itupun berkat Rahmat Allah yang diberikan kepadanya, lalu iapun bertasbih memuji Allah.

Burung-burung juga merasa bahagia dengan adanya sayap yang diberikan oleh Allah kepadanya, sehingga ia dapat terbang dia alam bebas, dari bukit ke bukit serta dari pohon ke pohon. Begitulah juga ikan yang ada didalam laut merasa puas dengan insang yang dianugerahkan Allah kepadanya, sehingga ia dapat berenang dengan bebas dicelah-celah karang yang indah. Semuanya merupakan nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.

Firman Allah SWT:

سُوۡرَةُ النُّور

أَلَمۡ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ يُسَبِّحُ لَهُ ۥ مَن فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱلطَّيۡرُ صَـٰٓفَّـٰتٍ۬‌ۖ كُلٌّ۬ قَدۡ عَلِمَ صَلَاتَهُ ۥ وَتَسۡبِيحَهُ ۥ‌ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمُۢ بِمَا يَفۡعَلُونَ

"Tidakkah kamu tahu bahawasanya Allah kepadaNya bertasbih apa yang dilangit dan dibumi dan juga burung-burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui cara sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (An Nur: 41)

Binatang-binatang dipanggil untuk mengadap Allah bukanlah untuk diminta dipertanggungjawabannya atas segala tindak tanduknya selama didunia ini. Tetapi hanyalah dihadapkan sebagai saksi untuk menerangkan segala jasa baik dan buruk yang dilakukan manusia terhadap mereka.

Firman Allah:
سُوۡرَةُ الاٴنعَام
وَمَا مِن دَآبَّةٍ۬ فِى ٱلۡأَرۡضِ وَلَا طَـٰٓٮِٕرٍ۬ يَطِيرُ بِجَنَاحَيۡهِ إِلَّآ أُمَمٌ أَمۡثَالُكُم‌ۚ مَّا فَرَّطۡنَا فِى ٱلۡكِتَـٰبِ مِن شَىۡءٍ۬‌ۚ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّہِمۡ يُحۡشَرُونَ

Dan tidak seekor pun binatang yang melata di bumi dan tidak seekor pun burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan mereka umat-umat seperti kamu. Tiada Kami tinggalkan sesuatu pun di dalam kitab Al-Quran ini; kemudian mereka semuanya akan dihimpunkan kepada Tuhan mereka (untuk dihisab dan menerima balasan)" (Al An'am:38)

Jika seluruh makhluk yang ada dialam ini merasakan bersyukur terhadap pemberian Allah terhadap mereka, maka sudah pasti manusia harus melebihi makhluk-makhluk yang lain dalam mengucapkan kesyukuran terhadap Allah.

Jika kita ingat akan perjanjian yang telah kita buat dihadapan Allah dialam azali seperti yang diterangkan dalam surah Al A’raaf ayat 172 itu, maka kita akan menjadi makhluk yang bersyukur kepadaNya.

Terima kasih kerana sudi berkunjung dan meninggalkan komen-komen, diharapkan komen-komen dan kesudian saudara/i meluangkan masa dapat kita manfaat utuk tujuan dakwah. Saya Muhammad Syukri berbesar hati menerima sebarang komen dan kritikan bagi penambah baikan dalam memberbaiki mutu penulisan saya di blog Rintihan Seorang Hamba ini.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright 2011 @ Rintihan Seorang Hamba!
Setiap artikel yang tersiar di sini dihasilkan untuk tujuan dakwah dan bersifat semasa. Powered by Blogger.
Design by Muhammad Syukri | Bloggerized by Rintihan Seorang Hamba | Powered by Blogger
;