Saturday, November 6, 2010

Bentengilah Diri Dengan Sifat Sabar

Ketika kenyataan yang tak terelakkan, orang yang menjadi tempat kita bersandar telah tiada, tergantungt dari sisi kita kerana kematian atau perceraian maka kita merasakan sedih, duka, gelisah, takut, khawatir, benci, dendam, risau, sekaligus resah, campur aduk tak menentu dan tak tahu apa yang harus dilakukan, tentunya hal itu sangatlah manusiawi. Sepanjang anda tidak larut dalam kesedihan tak kunjung usai. Bersyukurlah bahawa perasaan itu normal kerana respon dari apa yang sedang terjadi.

Takut dan khawatir merupakan kondisi yang layak dimiliki oleh setiap orang yang dalam proses penyesuaian dari arah kehidupan tanpa teman hidup. Anda tidak selamanya selalu dibantu dan dibimbing oleh pasangan hidup anda dan kini anda harus berjalan seorang diri, tentu saja merasa takut dan khawatir. Namun perasaan semacam itu tidak menjadi langkah anda terhambat. Kita adalah makhluk Allah yang dimuliakan olehNya. Setiap orang dari kita adalah peribadi yang berharga. Di dalam diri anda ada sumber untuk mengawal kehidupan anda. Anda berhak memutuskan dan memilih apa yang hendak anda kerjakan. Anda juga berhak untuk menjadi bahagia, damai dan hidup mulia.

Kita patutlah menyedari bahwa kita tidak dapat mengawall orang lain dan tindakannya, apapun yang dikerjakan olehnya, anda dapat menyarankan namun tidak mampu mengendalikan hati, fikiran dan keinginannya. Meski orang tersebut adalah anak, isteri, suami bahkan orang tua anda sendiri bahkan orang yang bekerja dengan kita, yang menggaji kita, kita juga tidak berkuasa atas hati dan pikirannya. Memang benar mampu menyuruh pembantu atau bawahan, mereka mau melakukan apa yang kita minta tetapi kita tidak mampu mengendalikan hati dan pikirannya. Ada satu hal yang harus kita garis bawahi bahawa cinta dan kasih sayang tidak dapat dipaksakan. Dalam kasus perceraian atau perpisahan bekas pasangan hidup mampu saja tidak memberikan jaminan hidup sebagaimana yang diputuskan pengadilan, tidak menjenguk anak, seperti yang dijanjikannya, menyebarkan fitnah, kabar buruk tentang anda, berbagai hal yang membuat anda marah dan sakit hati. Cubalah untuk mengatasi dan keluar dari prasangka buruk dengan segala daya dan upaya agar tidak membuat kita semakin terpuruk.

Benteng satu-satunya adalah kesabaran. Sabar bererti memusatkan diri untuk melihat kekuatan di dalam diri anda. Tak perlu melihatk kanan dan kiri, siapa kira2 yang dapat menolong diri anda kerana sesungguhnya yang mampu menolong adalah anda sendiri orangnya. Anda sendiri dengan segala kemampuan dengan peribadi anda yang kukuh dan mengagumkan dengan pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta'ala anda dapat menyelamatkan hidup anda. Orang lain hanyalah faktor pendokong. Pusatnya adalah diri anda sendiri dan anda akan menemukan suatu kekuatan yang mengagumkan dalam diri anda yang selama ini anda tidak sadari iaitu kemampuan berserah diri kepada Allah. Berserah diri kepada apapun yang telah menjadi kehendakNya.

'Dan sungguh akan Kami beri cubaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berilah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila tertimpa musibah, mereka mengucapkan, 'Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepadaNya' Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.' (QS. al-Baqarah : 155-157).

Terima kasih kerana sudi berkunjung dan meninggalkan komen-komen, diharapkan komen-komen dan kesudian saudara/i meluangkan masa dapat kita manfaat utuk tujuan dakwah. Saya Muhammad Syukri berbesar hati menerima sebarang komen dan kritikan bagi penambah baikan dalam memberbaiki mutu penulisan saya di blog Rintihan Seorang Hamba ini.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright 2011 @ Rintihan Seorang Hamba!
Setiap artikel yang tersiar di sini dihasilkan untuk tujuan dakwah dan bersifat semasa. Powered by Blogger.
Design by Muhammad Syukri | Bloggerized by Rintihan Seorang Hamba | Powered by Blogger
;